Menampilkan 3 Hasil

HUKUM PENGADAAN TANAH DI INDONESIA

HUKUM PENGADAAN TANAH DI INDONESIA
Penulis : Ahmad Setiawan, S.H., M.H.
Editor : Dr. Rudyanti Dorotea Tobing, S.H., M.Hum.
ISBN : 978-623-xxxxx-x-xx
Penerbit : Laksbang Akademika
Cetakan I : Mei 2025
Deskripsi : xv, 190 hlm.; 16×23 cm.
Harga : Rp 92.000,-

Sinopsis

Buku ini membahas Hukum Pengadaan Tanah, yang dimulai dari pembahasan pengertian, tujuan dan asas-asas pengadaan tanah di Indonesia. Pembahasan selanjutnya tentang sejarah pengadaan tanah dan pengaturan pengadaan tanah di Indonesia mulai dari jaman penjajahan, jaman kemerdekaan dan masa Orde Reformasi. Materi berikutnya adalah tentang tahapan pengadaan tanah, kendala dan hambatan dalam pengadaan tanah, pengadaan tanah dalam praktek serta penyelesaian sengketa pengadaan tanah.
Buku ini perlu dibaca oleh akademisi dalam memahami Hukum Pengadaan Tanah. Di samping itu buku ini juga dapat dijadikan referensi oleh Pemerintah terkait pengaturan dan pelaksanaan pengadaan tanah. Buku ini juga dapat dijadikan rujukan oleh praktisi hukum dalam menyelesaikan sengketa pengadaan tanah, seperti tata cara dan prosedur pengadaan tanah, penentuan bentuk dan besarnya ganti kerugian yang layak dan adil bagi pemegang hak atas tanah, serta penyelesaian sengketa pengadaan tanah baik secara musyawarah maupun melalui cara litigasi dengan mengajukan sengketa ke pengadilan.

 

BAHASA, LOGIKA, DAN TAUHID

BAHASA, LOGIKA, DAN TAUHID: Menata Diri Menuju Kesadaran Ilahiyah
Penulis : Prof. Dr. Mohammad Muslih, M.A.
Editor : Dr. Sujiat Zubaidi, M.Ag..
ISBN : 978-623-xxxxx-x-xx
Penerbit : Laksbang Akademika
Cetakan I : Mei 2025
Deskripsi : xvi, 187 hlm.; 16×23 cm.
Harga : Rp 90.000,-

Sinopsis

Buku ini disusun dengan struktur yang progresif dan reflektif. Dari permainan bahasa dan logika, pembaca dibawa untuk menapaki tangga-tangga pemahaman tentang sifat-sifat ilahi, hingga tiba pada pemaknaan tauhid yang kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan, buku ini dibagi menjadi tiga bagian besar. Bagian pertama membahas bagaimana bahasa dan penalaran bukan hanya alat berpikir, tetapi juga ruang spiritualitas. Di sini, pembaca diajak menyadari bahwa permainan kata dan tatanan logika bisa menjadi jalan menuju makna ilahiah. Pembahasan tentang keterbatasan bahasa dan potensi pencerahannya membuka kesadaran bahwa “menafsir” adalah bagian dari “menata diri”.
Di dalam halaman-halaman buku ini, saya mengajak pembaca untuk menelusuri ulang relasi antara bahasa, logika, dan spiritualitas. Saya tidak sedang menyusun dogma baru, atau menawarkan teologi yang final. Sebaliknya, ini adalah sebuah undangan untuk membaca ulang, merenung ulang, dan—barangkali—percaya ulang dengan cara yang lebih jernih dan personal. Tauhid, dalam pandangan saya, bukan sekadar konsep teologis, melainkan jalan hidup yang menuntut keutuhan antara akal, hati, dan laku.
Buku ini juga menyentuh hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari: tentang bagaimana kita memahami rizqi, menafsir kata kafir, atau menyatukan sifat-sifat Allah dalam perilaku kita. Semua itu tidak dimaksudkan sebagai teori yang menggantung, tetapi sebagai cermin agar kita bisa lebih sadar, lebih utuh, dan lebih manusiawi dalam beriman.

 

BERAGAMA DI ERA DIGITAL

BERAGAMA DI ERA DIGITAL: Membaca Ulang Religiusitas di Tengah Simbolisme dan Budaya Massa
Penulis : Prof. Dr. Mohammad Muslih, M.A.
Editor : Dr. Sujiat Zubaidi, M.Ag.
ISBN : 978-623-xxxxx-x-xx
Penerbit : Laksbang Akademika
Cetakan I : Mei 2025
Deskripsi : xix, 390 hlm.; 16×23 cm.
Harga : Rp 185.000,-

Sinopsis

Tema utama buku ini adalah bagaimana keberagamaan di era digital sedang mengalami semacam krisis makna. Media sosial, budaya massa, dan semangat zaman yang tergesa, telah mendorong agama ke wilayah performatif yang rawan eksibisionisme spiritual dan manipulasi simbolik. Maka Prof. Muslih menghadirkan kritik yang tajam namun membangun. Ia tidak hanya membedah fenome­na, tetapi juga menawarkan jalan pemulihan: dari riya digital menu­ju keikhlasan, dari verbalisme menuju praksis sosial, dari konsumsi simbol ke kontemplasi hakikat.
Buku ini terdiri dari lima bagian besar yang membentangkan spektrum wacana dari kritik terhadap keberagamaan semu, penyu­sunan kesadaran reflektif, aktualisasi nilai religius dalam masyarakat, hingga pencarian spiritualitas baru di tengah arus digital. Setiap ba­gian disusun secara sistematis, dan meski tema-tema yang dibahas tampak beragam, seluruhnya berkelindan dalam satu pertanyaan besar: apa makna sejati dari beragama di tengah dunia yang serba tampil, cepat, dan instan?
Dengan semangat itu, buku ini tidak menawarkan doktrin, melainkan refleksi; tidak menyodorkan tuntunan seragam, tetapi menyajikan pemikiran terbuka yang menantang pembaca untuk mengevaluasi, memahami, dan memaknai ulang keberagamaan me­reka dalam konteks zaman. Harapannya, pembaca tidak hanya meli­hat agama sebagai sistem ajaran, tetapi menjadikan beragama sebagai proses hidup yang rasional, etis, spiritual, dan membebaskan.